01 February 2006

Red Azalea

Review dari Socineer

Judul buku: Red Azalea Penulis: Anchee Min Penerbit: Berkley Publishing Group Tahun terbitan: 1995 ISBN: 0425147762


Red Azalea adalah buku memoir pertama yang dihasilkan pengarang Anchee Min dalam bahasa Inggris pada tahun 1994. Ini adalah sebuah prestasi tersendiri, karena Anchee Min baru berimigrasi ke Amerika pada tahun 1984 tanpa pengetahuan bahasa Inggris yang memadai. Dan dalam sepuluh tahun di Amerika, dia bisa menghasilkan karya yang mendapat penghargaan dan dijadikan karangan yang penting untuk dipelajari. Anchee Min berhasil ke Amerika atas bantuan dari sutradara dan artis Joan Chen, artis kelahiran China yang juga sekarang terkenal di Amerika. Joan Chen mulai dikenal luas oleh masyarakat Barat lewat perannya dalam film "The Last Emperor" yang disutradarai oleh Bernardo Bertolucci.

Anchee Min sendiri adalah seorang artis. Debutnya sebagai artis dimulai dengan menjadi finalist dari film politik yang dikoordinir oleh Madame Mao Zedong, Jiang Qing. Pada tahun 1976, Mao Zedong meninggal, dengan meninggalkan pesan terakhir yang meruntuhkan karakter istrinya. Dengan demikian kekuasaan Jiang Qing di China sejak Revolusi Kebudayaan berakhir, dia ditangkap dan diadili. Peristiwa itu jugalah yang merupakan keruntuhan dari karir Anchee Min sebagai artis di China, karena dia dianggap pendukung Madame Mao. Selama enam tahun dia menjadi pekerja di studio sebelum akhirnya artis Joan Chen datang menariknya keluar China.

Kisah Red Azalea ini adalah kisah hidup Anchee Min. Dia dilahirkan di Shanghai tahun 1957 dari keluarga terpelajar yang menjadi bulan-bulanan dalam Revolusi Kebudayaan. Karena kemampuannya dalam bidang bahasa, dia menjadi pimpinan Pengawal Merah dalam usia muda, dimana dia satu saat harus mengkhianati gurunya sendiri dan menuduh gurunya sebagai antek Amerika untuk merusak pikiran generasi muda komunis. Kisah hidup Anchee Min selanjutnya menjadi kisah pergulatan dalam iklim kemunafikan sloganistis komunisme, dimana dia menjadi salah satu pelaku dan korban dalam waktu yang sama.

Pada usia ke tujuh belas, dia dikirim untuk bekerja di pertanian kolektif yang dikelola oleh tentara pembebasan rakyat. Mereka disana bekerja dengan gaya tentara selama bertahun-tahun. Disana dia bertemu dengan Yan, komandan dalam regunya, yang menjadi legenda disana karena keberanian dan kegigihannya dalam menaklukkan lahan. Di bawah Yan, ada lagi pimpinan kelompok yang juga anggota Partai bernama Lu. Persaingan antara Lu dan Yan kemudian melibatkan Anchee Min yang berpihak pada Yan. Kepahitan hidup dan kesepian mempertemukannya dengan Yan, bukan hanya sebagai seorang komandan regu, tetapi juga seorang individu dan wanita yang berperasaan. Dia menemukan diri mencintai Yan. Lu yang tidak menyukai mereka berusaha untuk menghancurkan karir dan masa depan mereka. Di China pada waktu itu, seseorang dengan mudah dihancurkan hanya oleh laporan yang membuat mereka terlihat sebagai reaksioner atau simpatisan kaum liberal.

Beberapa tahun di pertanian kolektif, sebuah tim dari perusahaan film yang dikoordinir oleh Madame Mao mendatangi pertanian-pertanian kolektif untuk mendapatkan pemain-pemain film propoganda yang berjudul Red Azalea. Anchee Min terpilih dari sekian puluhan ribu calon yang diuji menjadi finalist. Disana dia bertemu lagi dengan Lu yang lain, yaitu instrukturnya yang memendam rasa dendam karena dia sendiri tidak lagi mempunyai kesempatan menjadi artis. Instruktur itu menganak-emaskan kandidat lain yang terus menerus menjilatnya, sampai suatu saat Anchee Min disingkirkan untuk menjadi pembantu studio. Anchee Min tidak punya pilihan lain, kecuali harus kembali ke pertanian kolektif, dan menerima kenyataan bahwa dia harus melayani bekas rekan-rekannya sebagai pembantu.

Dalam kekecewaannya dia bertemu dengan Sang Supervisor. Sang Supervisor adalah seorang yang misterius, tidak ada yang mengenal namanya, tetapi diketahui bahwa dia sangat berkuasa, melapor langsung pada Madame Mao. Dia yang paling berkuasa untuk memutuskan program-program Madame Mao dalam bidang produksi dalam bidang kebudayaan ini. Sang Supervisor secara rutin duduk merokok setiap malam di studio, bersama dengan Anchee Min yang juga menghabiskan waktu dalam kegelapan studio merenungi nasibnya. Disana mereka berdialog, dan karena Anchee Min sudah merasa nothing to lose, dia mengeluarkan banyak buah kekecewaannya dan pemikirannya yang lebih bebas. Hubungan mereka berlanjut ke hubungan yang lebih intim.

Sesudah film Red Azalea selesai dibuat, dari Beijing ada kabar bahwa Madame Mao tidak menyukai hasil produksi tersebut, dan film itu harus dibuat ulang. Kali ini peran utama jatuh ke Anchee Min, sudah tentu berkat dukungan Sang Supervisor. Pembuatan film ini tidak terselesaikan karena Ketua Mao keburu meninggal dunia dan meruntuhkan kekuasaan Madame Mao yang merupakan sponsor utama film tersebut.

Novel memoir ini merupakan salah satu dari banyak novel memoir yang ditulis oleh mereka yang mengalami peristiwa Revolusi Kebudayaan. Penulis-penulis kelahiran China ini mendapat kebebasannya di Amerika dan menjadi penulis populer, sambil menciptakan genre baru dalam kesusastraan Amerika, yaitu genre Asia Amerika. Novel ini menarik, karena memperlihatkan sisi lain dari Madame Mao. Umumnya penulis-penulis memoir menceritakan hidup mereka sebagai bagian dari korban Revolusi Kebudayaan, tetapi memoir Anchee Min ini menceritakan dirinya bukan hanya sebagai korban, tetapi juga sebagai bagian dari dialog dari Madame Mao. Madame Mao sudah dihancurkan dan dicerca habis-habisan, dan di buku ini terlihat argumen pembelaan dirinya.

Madame Mao memperlihatkan dirinya yang mengikuti Mao Zedong sejak muda, tetapi tersingkir karena dia seorang wanita yang tak berdaya. Dia disingkirkan ke Soviet, dan bungkam selama puluhan tahun. Dia baru muncul setelah Mao membutuhkan dukungan dirinya karena Mao Zedong merasa ditinggalkan oleh pentolan-pentolan partai ingin melakukan pembaruan. Tokoh misterius dalam novel Anchee Min tidak dikenal identitasnya. Tetapi jika mengikuti ceritanya, bahwa perawakannya seperti wanita, mempunyai gaya seperti wanita, dan perasaan seperti seorang wanita, kita tidak bisa menghindar dari berpikir, bahwa Sang Supervisor itu adalah samaran dari Madame Mao itu sendiri. Tidak mengherankan novel kedua yang ditulis Anchee Min adalah "Becoming Madame Mao".

No comments: