12 July 2007

Proyek Menulis Bersama

Awicaks

Gagasan yang menarik. Bagaimana orang dibuat bergairah berlatih menulis menggunakan media yang partisipatif, sesungguhnya bukan hal baru. Ada beberapa blog yang sengaja dirintis untuk memungkinkan beberapa orang berlatih menulis tanpa beban. Perbincangan ringan yang sangat singkat diantara alumni Labschool angkatan 83 tentang latihan menulis bersama yang menjadi pemicu gagasan tersebut.

Harus diakui bahwa tantangan terbesar menulis terletak pada diri sendiri. Writing block atau hambatan mental untuk menulis merupakan hal yang lumrah. Saya dulu menghadapi hambatan tersebut. Saya punya keinginan kuat untuk dapat menulis yang memiliki manfaat bagi orang yang membacanya. Jangankan mulai menulis, saya justru lebih disibukkan menelaah kegunaan-kegunaan yang ingin dicapai.

Hal lain yang membebani saya adalah kesibukkan memikirkan mutu tulisan. Saya takut sekali diejek oleh beberapa kawan dekat karena yang saya tulis hanya hal-hal yang remeh. Kesibukkan membanding-bandingkan mutu tulisan orang malahan membuat saya tidak juga mulai menulis.

Saya justru mulai lepas menulis secara mengalir ketika mailing list sedang marak, sekitar awal tahun 1996. Perdebatan lewat tulisan di mailing list menjadi pemicu dan pemacu semangat untuk terus belajar. Meskipun harus saya akui seringkali perdebatan-perdebatan di mailing list terjebak pada situasi sekedar menang - kalah, tetapi perasaan bebas dan merdeka untuk mengungkapkan gagasan tumbuh pesat. Jika saya tidak suka dengan mutu dan jalannya perdebatan-perdebatan yang ada, toh saya tinggal mengabaikan saja, atau pada kondisi paling ekstrem, saya tinggal berhenti berlangganan (unsubscribe).

Hadirnya blog membuka ruang lebih luas lagi untuk menulis dengan pikiran yang bebas dan merdeka. Saya tak harus peduli tentang mutu. Meski agak narcist, saya merasa saya menulis untuk diri sendiri. Apa bedanya dengan menulis buku harian? Saya tidak punya kebiasaan menulis buku harian, sehingga terus terang tak punya cukup argumen untuk mengatakan persamaan dan perbedaan antara menulis blog dengan menulis buku harian. Sebagian blog yang saya buat berisi hal-hal yang saya minati. Mengelola blog bagi saya seperti halnya memiliki koran sendiri. Saya pemiliknya, penulisnya dan bahkan pembacanya. Bahwa blog saya dikunjungi orang, dibaca dan bahkan dikomentari, bagi saya itu tak lebih dari bonus atau berkah tambahan.

Dari pengalaman itu, terpikir oleh saya untuk membuat blog dimana kawan-kawan alumni Labschool 83 punya arena bersama untuk berlatih menulis. Semua orang berperan sebagai siswa, dan saat yang sama semua orang berperan sebagai pelatih, meskipun tidak dalam arti sesungguhnya, karena yang terpikir oleh saya adalah semacam mekanisme pengecekan dan umpan-balik silang yang setara (peer review). Blog bisa dibuka dengan pertanyaan sederhana yang akan dijawab menggunakan tulisan. Untuk menggairahkan semangat, blog diupayakan untuk tidak menerapkan ketentuan yang ketat menyangkut teknik penulisan maupun bahasa. Karena tujuan utama adalah membongkar writing block.

Bagaimana? Tertarik?

No comments: